COBAAN HIDUP
Syaikh Nazim Al-Qubrusi Al-Haqqani qs
( Mufti Turky, Syaikhul Hadist & Ulama Tasawuf Dunia )
Syaikh Abdullah Faiz ad Daghestani qs almarhum pernah berbicara mengenai ujian-ujian hidup yang biasanya terjadi pada kita. Setiap hari adalah
hari baru dan para pencari harus siap dan waspada akan datangnya ujian-ujian, sampai keimanannya menjadi semakin nyata.
Setiap orang bisa meningkatkan maqamnya dengan ujian hidup tersebut. Ada yang masih dibawah kendali egonya, dimana dia akan diuji dengan apa yang tidak disukai oleh egonya. Apapun bisa menjadi penyebab, baik dari pihak keluarga, pekerjaan maupun tetangga, hal-hal yang paling tidak kalian inginkan justru terjadi. Cara untuk menjadi berkembang adalah dengan menjadi semakin sabar.
Tidak ada yang namanya berkembang secara cepat. Kita harus setuju dengan segala sesuatu yang terjadi dan menimpa kita. Itulah tanda akan perkembangan, tahan menderita atas apapun yang membuat kalian sengsara. Tidak penting untuk mampu terbang di angkasa atau berjalan di atas air atau bisa dilihat di berbagai tempat dalam waktu yang sama atau mendapat mimpi spiritual yang indah-indah.
Kesabaran adalah penting. Bersabar melawan segala gelombang kejahatan seperti sebuah gunung yang tetap kokoh walaupun diterjang badai. Itulah yang dinamakan perkembangan. Atau seperti lautan yang tak akan kotor akibat aliran sungai-sungai di dalamnya. Manusia dengan kekuatan yang luar biasa mungkin bisa terbang, tapi bisa juga pada akhirnya dia kehilangan iman ketika setan berlomba-lomba menyerangnya. Kita harus mampu bertahan dari kesulitan yang berasal dari siapapun.
Syaikh Abdullah qs (alm), berkata, “kita harus siap dengan apapun yang datang dan berlawanan dengan apa yang kita harapkan, siap untuk bertoleransi dengannya. Inilah tingkatan iman yang sebenarnya. Tiga kali
sehari Syaikh melihat murid-muridnya, bukan menengok untuk memberikan kenikmatan, namun untuk mengirimkan sesuatu yang tidak disenangi para pencari. Apakah kalian akan sabar atau menyerah ?
Jika kalian sabar, maka hati kalian akan memberikan kalian kepuasan, dan sebuah cahaya keluar dari mata kalian, lalu keyakinan yang lebih akan datang. Di setiap kesempatan itu, maqam kalian bisa meningkat ataupun
menurun. Seperti keadaan dunia saat ini yang dipenuhi dengan setan dan kejahatan.
Nabi saw bersabda : “Menjaga agama di masa kini adalah lebih susah daripada
menggenggam bara api”. Bersabarlah, karena imbalan dari Allah adalah tidak terbatas. Inilah jalan keimanan yang sebenarnya, seperti jalannya para Nabi dan Awliya, untuk bisa bertahan atas segala keburukan dari umat manusia. Ketika dunia kita sedang bersinar, melihat matahari yang sedang terbit dan langit dipenuhi bintang, kami sadar ada Sang Pencipta Yang Maha Agung.
Namun kadang, terjadi pula kesedihan atau peristiwa mengerikan musibah kecelakaan, misalnya kematian seseorang yang kita cintai – orang tua, suami, istri, saudara ataupun teman-teman. Bila tragedi ini terjadi, bagaimana menjaga keimanan kita atas Kasih Sayang Tuhan? Bagaimana kita bisa merasakan bahwa Dia juga perhatian atas apa yang terjadi pada kita ?
Ketika kalian bersabar atas kesusahan atau kesulitan itu, maka Allah swt akan mengubah dosa-dosa kalian menjadi kebaikan (hasanaat). Coba kalian perhatikan, berapa banyakkah Umat Nabi Muhammad saw yang tidak memiliki kesulitan? Apakah kau mempunyai kesulitan? Kalian punya kesulitan? Kita semua punya kesulitan. Jadi, Allah swt membersihkan keburukanmu dan kejahatanmu dengan kesulitan.
Mereka yang kita kasihi, akhirnya akan meninggal, begitu juga dengan
kalian. Namun bila cinta itu mencapai si penerima hakiki dari segala Cinta,
maka tujuan utama cinta manusiapun telah tercapai dan akan diterima dan indah dalam Hadirat Tuhan. Namun bila kita gagal dalam menyerahkan diri pada KehendakNya - lalu membenci Tuhan karena telah meletakkan kita dalam sebuah eksistensi yang hanya sementara, atas keadaan yang terjadi, atas perasaan-perasaan, maka hidup ini akan menjadi sebuah pil yang amat pahit
untuk di telan. Hidup menjadi sebuah lautan kesedihan, karena Dia Yang Maha Kuasa memanggil semua hamba-hamba- Nya, satu demi satu untuk kembali ke Hadirat-Nya, meninggalkan kita dan dunia ini.
Dialah Tuhan kita, Satu-satunya Pemelihara eksistensi kita. Dia mempunyai hak atas kita dan untuk menguji, melihat siapa yang akan tetap menjadi benar dan menjaga cintanya pada Pencipta-Nya. Mereka yang kita kasihi, sanak saudara, istri maupun suami, semua yang kita cintai akan meninggal. Lalu Dia akan melihat apa yang akan kalian perbuat; dapatkah kalian mentransformasikan cinta dan tragedi yang menimpa sebagai jembatan
meningkatnya kasih sayang kalian pada Sang Pencipta ?
Sedikit sekali yang bisa menerima dan memahami hal ini. Inilah penyebab mengapa mereka tak mampu melihat Kebijaksanaan Tuhan di balik peristiwa-peristiwa yang menyedihkan. Mereka tidak menyadari ketika Tuhan kita membelokkan kita untuk mencintai-Nya secara ekslusive dan keseluruhan, akibatnya merekapun menderita.
Segala hal yang Dia anugerahkan pada keturunan Adam adalah sementara saja, tidak berharga dibanding Cinta Hakiki itu. Kalian harus berikan cinta kalian pada Dia Yang selalu ada – dari pra keabadian sampai setelah keabadian. “ Terpujilah selalu – Tuhan Yang Selalu Hidup, Bagi Dia Yang
Tak ada istilah mati “
Wa min Allah at Tawfiq
Saturday, October 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment